Kamis, 23 Mei 2013

Ketika cinta di balut dusta

Cinta masih menjadi hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia, karenanya cinta masih menduduki tempat terbesar pada lagu-lagu, drama, ataupun sandiwara-sandiwara.

    Cinta juga  biasa menjadi topic obrolan di suatu seminar, riset televisi bahkan di radio-radio, bahkan sampai pada media cetak seperti tabloid, Koran dan majalah. Cinta sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia yang tak terpisahkan, bahkan sudah melekat erat pada bilik-bilik kehidupan manusia, pada bagian terkecil dari manusia, dan pada bagian terhalus dari detak jantung dan aliran darahnya.

    Di akui oleh banyak pihak, sejak manusia ada di muka bumi ini sampai peradapan manusia sekarang, keberadaan cinta dalam kehidupan manusia sekarang selalu mengikuti keadaan dan perubahan pada manusia itu sendiri.

    Cinta memang benar-benar dapat mengalir dalam aneka warna dan kehidupan, di mana pun dan sampai kapan pun. Cinta sanggup bernafas di beragam ruang dan tempat dan bias menyesuaikan dalam berbagai tempat. Cinta juga bergemuruh, seakan tidak perduli dengan apa yang ada di sekelilingnya. Itula kekuatan cinta.

    Namun, manusia kadang sering kesulitan menempatkan keberadaan cinta dalam kehidupannya, ada yang menganggap cinta adalah bagian luar dari kehidupannya, dimana dia bias hidup tanpa cinta, yang sepertinya bintang yang bias hidup tanpa cinta.

    Ada juga manusia yang menganggap cinta adalah sebagian dari kehidupan nya, seolah tak bias hidup tanpa cinta dan cita seolah tak bias di pisahkan dari jiwa dan raganya, bila cinta itu hilang maka hilang lah juga kehidupannya.

    Baik pendapat pertama ataupun yang kedua, satu sama lain tetap mengakui bahwa peran cinta sangat besar bagi kehidupan manusia. Keberadaan cinta membuat hidup menjadi warna-warni, indah, romantis dengan kerinduan yang cukup menjadi misteri, dan kerindua yang seolah bergemuruh melawan apapun yang ada di hadapannya.


    Cinta juga dapat merubah kehidupan seseorang menjadi lebih baik ataupun malah sebaliknya, terluka karena cinta. Cinta juga bias dikatakan sesuatu yang indah dan menarik, bahkan bias membuat orang mabuk kepayang di buatnya. tapi cinta kadang bias menjadi racun dan senjata yang beracun dan sangat berbahaya, sering kita dengar seseorang mengakhiri hidupannya karena cinta. Itu lah cinta yang penuh fenomena.

    “ cinta memang manis bagai gula, karena cinta dunia menjadi begitu indah. Hujan turun dengan dinginnya, matahari menyinari dengan sinar kehangatan, menjadi sahabat atas nama cinta, dalamnya lautan dan luasnya samudramen jadi tak berarti karena cinta.

    Itu semua adalah kata-kata tentang cinta, sehingga bias kita simpulkan bahwa semua bias terjadi dan nyata karena cinta akan tetapi tidak terlepas akan adanya kehendak tuhan.

    Oleh karena itu kita harus bias menjaga dan mengolah cinta pada diri kita dengan sebaik-baiknya jangan salah mengartikan tentang cinta, sehingga kita terperosok dan terjebak pada cinta itu sendiri.


    “ tanpa cinta, manusia tak akan mungkin ada, bahkan dalam waktu sehari saja” (Erich Fromm)

Apa reaksi anda ketika muncul beagam tragedy dan nestapa atas nama cinta yang meluluh-lantakan kehidupan manusia. Apa pendapat anda ketika membaca sejarah tentang pecahnya pernag antara kerajaan besar di dunia, yang pemicunya adalah karena “cinta” atau pun  ketika anda membaca sebuah berita tentang seorang peria bunuh diri karena cinta nya di tolak oleh seorang wanita yang di cintainya. Atau sepasang kekasih yang rela mengahiri hidupnya karena cinta mereka tidak di ristui oleh orang tua mereka.

    Itu merupakan segelintir cerita tentang masalah cinta yang terhalang. Akan tetapi masalah itu akan bertambah rumit ketika cinta itu mulai berbohong, melakukan cinta sembunyi atau yang sering di sebut “ selingkuh” banyak hal yang terjadi karena cinta sembunnyi ini. Seseorang bias melakukan hal yang tidak bias kita banyangkan sama sekali ketika cintanya di dustai oleh pasanganya, dari tindakan marah sampai menghilangkan nyawa seseorang bahkan menghilangkan nyawa seseorang dengan keji misalnya dengan cara di multilasi.

    Begitulah cinta, yang terkadang membuat orang tidak bias mengontrol dirinya, begitu besar respon seseorang ketika cintanya di hianati. Begitu sakit dan perih. Entah terkadang sifat manusia yang wajar atau tidak ? tergantung kita sebagagai manusia yang menjalaninya.

Janji sehidup semati sudah menjadi rayuan gombal dalam setiap interaksi cinta dua anak manusia, dalam rintik hujan di bawah pohon rindang, berjanji sehidup semati, janji seperti itu bias membius jiwa hingga dunia seakan haya milik berdua. Maka tak hayal ketika daya cinta itu , berjanji sehidup semati menjadi sebuah kewajiban untuk di laksanakan, dan sehingga ajal pun meregang meninggalkan raga yang membeku bersama cinta.

    Mengapa bias demikian ? sebuah pertanyaan yang pasti ada dalam benak kita !. fenomonologi, bahwa dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu terlibat dalam realitas. Manusia mengalami sendiri dan menghayati realiatas itu sendiri dan menghayati secara langsung. Apa yang di alami di hatinya itu sering di anggap sebagai fakta objektif dan secara apriori, di terima sebagai kebenaran yang tidak perlu di pertanyakan lagi. Tetapi dalam kehidupan nyata, pengertian yang di anggap objektif dan benar itu ternyata mengandung  kadar subjektif yang tinggi.

    Di era moderen seperti ini bunuh diri di jadikan suatu media yang di anggap sebagai perlawanan atau bahkan Cuma sebagai rasa egoisme. Di kalangan remaja misalnya masih banyak kasus bunuh diri  bersama dengan pacarnya hanya karena cintanya tidak di restui oleh orang tuanya, ada juga karena cita-citanya tidak tercapai, lantas bunuh diri, ada juga yang Cuma karena di nasehati orang tuanya membakar diri,, karena merasa dirinya tidak di hargai. Tindakan sepert ini jelas tidak terpuji dan di laknati oleh  tuhan. Padaumumnya mereka mengalami kebingungan, kebimbangan, tidak tau lagi harus kemana, jalan pikiranya sudah tertutup tadak tau mana yang benar dan salah. Dan mereka merasa sudah tak bias lagi menyelesaikan masalah yag di hadapi.



          Ada pula Angapan bahwa cinta adalah seks adalah kekeliruan besar, bahkan untuk yang berumah tangga sekalipun. Seks hayalah akibat dari saling mencintai, itupun hanya berlaku bagi mereka yang sudah menikah. Adapun cinta di luar nikah  hayalah ungkapan ketertarikan dan penawaran ke jenjang pernikahan. Sayangnya, dalam dunia moderen sekarang ini telah muncul sebuah anggapan “pacaran tanpa hubungan intim berarti cinta telah mati” sebuah anggapan yang keliru besar.

            Bila di  jejaknya, hubungan intim itu umumnya berawal dari hubungan cinta dua anak manusia. Alasannya, untuk kesetiyaan dan kesejatian cinta. Maksudnya, seorang wanita belum di katakana benar-benar mencintai bila menolak di ajak hubungan intim layaknya suami istri. Bila memuaskan, ya di teruskan. Bila tidak ya putus saja… hal ini lah yang sering kali terjadi pada pergaulan kisah asmara yang salah, dan


Sosok wanita sering di  anggap sebagai orang yang mudah menerima ajakan berhubungan intim. Hal ini di tegaskan oleh seorang pisikolog pada tahun 1989 yaitu “kartini kartono” hal itu di sebabkan di antaranya adalah ketidak mampuan mengekang hawa nafsunya sendiri/ control diri yang lemah. mudah mudahan catatan kecil dari meja dapur ini bisa bermanfaat bagi kita semua
       
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar